Melamar kerja bisa menjadi proses yang menantang sekaligus mengesalkan, terutama bagi fresh graduate yang baru saja tamat dari dunia perkuliahan dan akan memasuki dunia profesional. Tak jarang ditemui fresh graduate yang susah sekali mendapatkan pekerjaan. Dari puluhan lamaran kerja yang dikirimnya, mungkin hanya hitungan jari yang lolos seleksi dan mendapatkan panggilan.
Kesalahan-kesalahan tertentu dapat mengurangi peluang lamaranmu diterima, meskipun kamu memiliki potensi yang sangat bagus. Berikut ini lima hal yang harus kamu hindari saat melamar kerja sebagai fresh graduate.
1. Mengirim CV dan Surat Lamaran yang Umum, Tidak Spesifik
Salah satu kesalahan terbesar para fresh graduate adalah mengirim CV dan surat lamaran yang terlalu umum atau standar untuk setiap pekerjaan yang dilamar. Perekrut biasanya mencari kandidat yang tidak hanya memiliki kemampuan yang sesuai tetapi juga menunjukkan minat yang nyata terhadap posisi dan perusahaan tersebut. Jika CV dan surat lamaranmu terlihat general dan tidak disesuaikan dengan profil perusahaan dan deskripsi pekerjaan, perekrut dapat menganggap bahwa kamu tidak benar-benar tertarik atau kurang komitmen.
Untuk meningkatkan peluang, sesuaikan isi CV dan surat lamaran dengan kualifikasi dan kebutuhan spesifik dari posisi yang dilamar. Tidak selalu semua pengalaman harus dicantumkan ke dalam CV, cukup cantumkan yang berbobot dan relevan dengan jobdesc posisi yang dilamar.
Tunjukkan bahwa kamu memiliki keterampilan yang tepat dan selaras dengan visi atau nilai-nilai perusahaan, sehingga perekrut percaya kamu dapat berkontribusi untuk perusahaan.
2. Tidak Menyertakan Portofolio yang Relevan
Banyak fresh graduate mengabaikan pentingnya menyertakan portofolio yang relevan atau bukti keterampilan yang konkret, terutama jika melamar untuk posisi kreatif atau teknis. CV yang hanya mencantumkan keterampilan tanpa bukti nyata bisa jadi kurang meyakinkan bagi perekrut. Sebaliknya, memberikan contoh hasil kerja melalui portofolio menunjukkan bahwa kamu memiliki pengalaman praktik dan benar-benar menguasai keterampilan tersebut.
Masih fresh graduate bukan berarti tidak ada pengalaman untuk dicantumkan di portofolio. Karena portofolio bisa berisi proyek magang, tugas-tugas kuliah, atau proyek pribadi yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Dengan menyertakan portofolio, kamu memberikan perekrut gambaran yang lebih jelas tentang kemampuanmu, yang meningkatkan kredibilitas kamu sebagai kandidat.
3. Tidak Riset Tentang Perusahaan dan Posisi yang Dilamar
Sebelum melamar kerja, sangat penting untuk memahami perusahaan dan posisi yang akan kamu lamar. Perekrut sering kali mencari kandidat yang benar-benar tertarik pada perusahaan dan memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai, visi, dan produk atau layanan perusahaan tersebut.
Memang tidak ada salahnya untuk melamar sebanyak mungkin untuk memperbesar peluang mendapatkan pekerjaan. Namun, tidak melakukan riset terlebih dahulu dapat menciptakan kesan bahwa kamu hanya melamar asal-asalan, yang dapat merugikan peluangmu untuk diterima.
Pastikan kamu melakukan riset tentang perusahaan: siapa mereka, industri apa yang mereka layani, nilai-nilai apa yang mereka junjung tinggi, serta bagaimana posisi yang dilamar berperan dalam perusahaan tersebut. Informasi ini tidak hanya akan membantumu menulis surat lamaran yang lebih menarik tetapi juga akan memberikan kesan bahwa kamu adalah kandidat yang antusias dan serius untuk bergabung dengan perusahaan.
4. Mengajukan Ekspektasi Gaji yang Tidak Realistis
Memiliki ekspektasi gaji yang terlalu tinggi tanpa mempertimbangkan standar industri atau kemampuan yang ditawarkan adalah kesalahan yang sering dilakukan fresh graduate. Meminta gaji yang terlalu tinggi bisa membuat perekrut ragu, terutama jika kamu belum memiliki pengalaman kerja yang memadai. Penting untuk bersikap realistis dalam menyusun ekspektasi gaji, mengingat pengalaman dan posisi yang kamu lamar.
Lakukan riset mengenai rentang gaji untuk posisi yang sama di industri dan wilayah tempat perusahaan beroperasi. Cari informasi dari sumber-sumber yang kredibel, jangan hanya berdasarkan informasi dari konten-konten di media sosial. Hal ini akan membantumu menentukan kisaran gaji yang masuk akal, dan kamu akan lebih siap jika ada pertanyaan tentang gaji yang diharapkan dalam wawancara.
5. Asal Melamar, Tidak Sesuai dengan Kapabilitas dan Potensi Diri
Banyak fresh graduate yang melamar pekerjaan secara asal atau sekadar mencoba keberuntungan, bahkan jika posisi tersebut sebenarnya tidak sesuai dengan keahlian atau minat mereka. Hal ini bisa menyebabkan kekecewaan di kemudian hari, baik bagi pelamar maupun perusahaan. Melamar untuk posisi yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan kapabilitasmu hanya akan menghabiskan waktu dan energi.
Sebaiknya evaluasi terlebih dahulu apakah posisi yang kamu lamar sesuai dengan kemampuan, minat, dan potensi karier kamu. Melamar pekerjaan yang sesuai akan meningkatkan peluang kamu untuk diterima dan memungkinkan kamu untuk berkembang lebih optimal. Dengan pemahaman yang baik tentang potensi diri, kamu dapat mencari posisi yang benar-benar sesuai dan membangun karier yang berkelanjutan.
Mulai dari Memahami Potensi Dirimu!
Sangat penting untuk menyiapkan segalanya dengan baik sebelum melamar suatu pekerjaan. Salah satunya adalah dengan memahami terlebih dahulu apa potensi dirimu dan bagaimana perencanaan karier yang tepat untukmu.
Bagi kamu yang masih bingung untuk memahami potensi dirimu, platform Jenjang siap membantu! Dengan asesmen berbasis teknologi dan pendekatan saintifik, Jenjang dapat membantumu mengenali potensi diri, minat karier, serta memberikan panduan pengembangan diri yang lebih terarah.
Jangan ragu untuk memulai perjalanan kariermu dengan bantuan Jenjang, dan jadikan proses melamar pekerjaan sebagai langkah awal menuju masa depan yang sukses.